Rabu, 24 Oktober 2012

Laporan OPT


IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA

BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit, ataupun gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktik pertanian disamping faktor lain. Gulma sebagai tumbuhan yang telah berhasil menyesuaikan diri dalam ekosistem yang telah dikembangkan oleh manusia dalam membudidayakan tanaman pada suatu lahan. Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas dan kuantitas. Gulma menimbulkan kerugian-kerugian karena mengadakan persaingan dengan tanaman pokok, mengotori kualitas produksi pertanian, menimbulkan allelopathy, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, dan menurunkan produktivitas air.

B.     Tujuan
v  Untuk mengetahui spesies gulma yang tumbuh mengganggu dan bersaing dengan tanaman budidaya.
v  Mengetahui komposisi jenis atau spesies gulma dan dominasi pada suatu vegetasi.


BAB II. DASAR TEORI
           
            Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja, sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang merupakan kelemahan utama dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi sistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morfologis yang penting. Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi sistem buatan, sebab menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok yang sama. (Syamsuri,2004)
            Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat dikelompokan menjadi :
1.      Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds)
Yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian mati). Karena kebanyakan umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut sebagai gulma semusim. Jenis-jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya
2.      Gulma dua tahun (biennial weeds
Yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun yaitu Dipsacus sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium altissimum dan Artemisia biennis.
3.      Gulma tahunan (perennial weeds)
Yaitu gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang berkembang biak secara vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali.

Berdasarkan cara berkembang biaknya, gulma tahunan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.      Simple perennial, yaitu gulma yang sebenarnya hanya berkembang biak dengan biji, akan tetapi apabila bagian tubuhnya terpotong maka potongannya akan dapat tumbuh menjadi individu baru. Sebagai contoh Taraxacum sp. dan Rumex sp., apabila akarnya terpotong menjadi dua, maka masing-masing potongannya akan tumbuh menjadi individu baru.
2.      Creeping perennial, yaitu gulma yang dapat berkembang biak dengan akar yang menjalar (root creeping), batang yang menjalar di atas tanah (stolon) atau batang yang menjalar di dalam tanah (rhizioma). Yang termasuk dalam golongan ini contohnya Cynodon dactylon, Sorgum helepense, Agropyron repens, Circium vulgare. (Sukman,1995)

Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma dikelompokkan menjadi :
1.      Gulma di tanah sawah, contohnya Echinochola crusgalli, Echinochola colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Marsilea crenata.
2.      Gulma di tanah kering atau tegalan, contohnya Cyperus rotundus, Amaranthus spinosus, Eleusine indica.
3.       Gulma di tanah perkebunan besar, contohnya Imperata cylindrica, Salvinia sp., Pistia stratiotes.

Besar kecilnya persaingan gulma terhadap tanaman pokok akan berpengaruh terhadap baik buruknya pertumbuhan tanaman pokok dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil tanaman pokok. Tinggi rendahnya hasil tanaman pokok, jika dilihat dari segi gulmanya sangat ditentukan oleh kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma, kecepatan tumbuh gulma, lama keberadaan gulma, habitus gulma, jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4), dan ada tidaknya allelopati. (Tjitrosoedirdjo,1984)
Gulma dan pertanaman adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan serupa untuk pertumbuhan normalnya. Perbedaan sifat dan habitus tumbuhan merupakan penyebab terjadinya kompetisi intra spesifik dan kompetisi inter spesifik. (Sastrahidayat,1990)
Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu tertentu di mana tanaman sangat peka atau sensitif terhadap persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak maka hasil tanaman akan menurun. Pada umumnya periode kritis terjadi pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya atau pada saat ¼ – 1/3 pertama dari umur pertanaman. Dengan diketahui periode kritis suatu tanaman maka saat penyiangan yang tepat menjadi tertentu. Penyiangan gulma dilakukan pada saat periode kritis. (Tjitrosoedirdjo, 1984)
Gulma dan pertanaman yang diusahakan manusia adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan yang serupa untuk pertumbuhan normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-sama membutuhkan cahaya, air, hara gas CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya. Apabila dua tumbuhan tumbuh berdekatan, maka akan perakaran kedua tumbuhan itu akan terjalin rapat satu sama lain dan tajuk kedua tumbuhan akan saling menaungi, dengan akibat tumbuhan yang memiliki sistem perakaran yang lebih luas, lebih dalam dan lebih besar volumenya serta lebih tinggi dan rimbun tajuknya akan lebih menguasai (mendominasi) tumbuhan lainnya. Dengan demikian perbedaan sifat dan habitus tumbuhanlah yang merupakan penyebab terjadinya persaingan antara individu-individu dalam spesies tumbuhan yang sama (intra spesific competition atau kompetisi intra spesifik) dan persaingan antara individu-individu dalam spesies tumbuhan yang berbeda (inter spesific competition atau kompetisi inter spesifik). Persaingan gulma terhadap pertanaman disebabkan antara lain oleh karena gulma lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya, serta lebih luas dan dalam sistem perakarannya, sehingga pertanaman kalah bersaing dengan gulma tersebut.(Syamsuri,2004)
Semakin awal saat kemunculan gulma, persaingan yang terjadi semakin hebat, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun. Hubungan antara saat kemunculan gulma dan pertumbuhan atau hasil tanaman pokok merupakan suatu korelasi positif.(Anonim,2010)
Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma juga membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air diserap dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali lipat kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan air sebesar 2,5 kali tanaman jagung. Persaingan memperebutkan air terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan.(Purba,1996)
Setiap lahan berkapasitas tertentu didalam mendukung pertumbuhan berbagai pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh karena itu jika gulma tidak diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu berupa gulma. Hal ini berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung lahan, tetapi tidak dapat mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain gangguan gulma tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk. (Sastrahidayat,1990)
Yang paling diperebutkan antara pertanaman dan gulma adalah unsur nitrogen, dan karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai. Gulma menyerap lebih banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama, gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat 1,5 kali lebih banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak dan magnesium lebih dari 3 kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan unsur hara daripada tanaman yang dikelola manusia. (Tjitrosoedirdjo, 1984)















BAB III. METODE KERJA
A.    Alat dan Bahan
-          Lahan sawah dan lahan kering
-          Alat square method ukuran 50cm x 50cm
-          Buku deskripsi gulma atau herbarium
-          Kantong plastik
-          Alat tulis
-          Koran
-          Oven
-          Timbangan elektrik
B.     Prosedur Kerja
1)      Petak contoh dibuat dengan ukuran 50 x 50cm dengan alat square method pada lahan sawah dan lahan kering
2)      Gulma yang tumbuh pada petak tersebut dicabuti/diambil
3)      Jenis gulma yang ada di identifikasi dengan menggunakan buku deskripsi berdasarkan ciri morfologinya, dan di tulis nama spesies, morfologi dan perkembangbiakannya, daur hidupnya serta tempat tumbuhnya
4)      Jenis gulma dipisah berdasarkan golongan, yaitu rumput, teki-tekian, dan daun lebar
5)      Setelah dilakukan pemisahan dilakukan pengidentifikasian jenis gulma yang ada
6)      Jumlah gulma yang ada dihitung, kemudian di masukkan ke dalam koran dan di keringkan di dalam oven pada suhu 700C sampai kering konstan
7)      Kemudian ditimbang masing-masing jenis gulma yang telah di keringkan
8)      Kerapatan, frekuensi, dan dominasi masing-masing jenis gulma di hitung

∑No
Nama Spesies
NJD
I
II
1
Axonopus compressus
26,68
26,2
2
Bidens bilernata L
5,35

3
Mimosa pudica
4,16
2,09
4
Eleusine indica
12,97
19,9
5
Cyperus rotundus
11,4
5,4
6
Setaria plicata L
5,65

7
Maranata leucenoura
3,8
8
8
Digitaria ciliaris
2,09
11,9
9
Lantana camara
5,02
10,6
10
Commelina benghalensis
2,1

11
Biterpatal R
2,85

12
Ageratum conycoides
4,90

13
Chomolaena odoreta
2,07

14
Cyperus cyperoides L
2,55

15
Brachiaria Sp.
6,87
3,04
16
Ottochloa nodosa
1,55
2,3
17
Stachytarpheta indica

3,6
18
Eleutheran ruaderalis

1,8
19
Cynodon dactylon

1,81
20
Melastoma affine D

1,7
21
Emilia sonchipolia

1,7
100,01
100,04




C =
Keterangan :    a (KM suatu spesies)                      KR
                        b (total semua KM spesies)
                        W (pasangan terkecil)

C =
     = 
     = 31,07 (C awal)















No
Spesies
NJD I
NJD II
NJD III
1
Cyperus rotundus
7,4
7,3
0
2
Cyperus pygmaea rottb
10,1
0
0
3
Eragrostis tenella beauex
1,5
0
0
4
Athroisma laciniatum Dc
1,32
0
0
5
Lincleina ciliata pannel
1,93
0
0
6
Ludwigia adscendens (L)
1,24
0
0
7
Ottochloa nodosa
4,71
0
0
8
Wedelia tulobata
1,04
0
0
9
Cyperus kilinia
5,5
0
0
10
Thremeda arguens
1,9
0
0
11
Euporatrium riparium reg
3,4
0
0
12
Melostema affine
1,7
0
0
13
Lantana camara
1,5
0
0
14
Panicum repens
0
8,1
5,2
15
Althernathera philoxetoides
0
3,19
0
16
Cordomine hirsuta
0
1,46
0
17
Axonopus compressus
2,4
12,29
4,43
18
Cynodon dactylon
10,7
7,86
13,27
19
Eleusine indica
27,1
8,45
11,43
20
Stachytarpheta indica
0
25,32
0
21
Cyperus rotundus L
4,07
2,11
9,11
22
Euporatrium riparium reg
0
1,39
0
23
Althernathera sp
1,80
7,39
0
24
Paspalum conjugatum barg
0
5,76
8,84
25
Mimosa pudica
1,5
0
5,79
26
Ageratum hosta nimnummil
0
0
3,61
27
Imperata cyundrica
0
0
9,94
28
Cyperus cyperoides
2,39
0
3,11
29
Cleome nitidosperma
2,83
0
27,27
30
Ageratum conycoides
1,81
0
0
99,98
99,96
99,97

Perhitungan C akhir :
1.      Mekanik & Sistemik

C =
    =
    =
    = 14,96%

2.      Sistemik & Kontak

C =
   =
   =
   = 17,66


3.      Mekanik & Kontak

C =
    =
    =
    = 16,91
B)    Pembahasan

Klasifikasi Tumbuhan :
1)      Axonopus_compressus___-__Close_Up.jpgAxonopus compressus
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Cyperales
Family          :   Poaceae
Genus          :   Axonopus
Spesies         :   Axonopus compressus

2)      put.jpgMimosa pudica
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Magnoliopsida
Ordo            :   Fabales
Family          :   Fabaceae
Genus          :   Mimosa
Spesies         :   Mimosa pudica

3)      Cyperus rotundus
cyperus-rotundus.jpgKingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Cyperales
Family          :   Cyperaceae
Genus          :   Cyperus
Spesies         :   Cyperus rotundus


4)      eleusine_indica_7.jpgEleusine indica
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Poales
Family          :   Poaceae
Genus          :   Eleusine
Spesies         :   Eleusine indica

5)      digitaria_ciliaris_fr07861.jpgDigitaria ciliaris
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Cyperales
Family          :   Poaceae
Genus          :   Digitaria
Spesies         :   Digitaria ciliaris

6)      untitled.bmpSetaria plicata
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Poales
Family          :   Poaceae
Genus          :   Setaria
Spesies         :   Setaria plicata





7)      Lantana_camara.jpgLantana camara
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Magnoliopsida
Ordo            :   Lamiales
Family          :   Verbenaceae
Genus          :   Lantana
Spesies         :   Lantana camara

8)      lumut.jpgMaranta leuconeura L
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Zingiberales
Family          :   Marantaceae
Genus          :  Maranta
Spesies         :   Maranta leuconeura L

9)      combenis01n.jpgCommelina benghalensis
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Commelinales
Family          :   Commelinaceae
Genus          :  Commelina
Spesies         :   Commelina benghalensis





10)  240px-Ager_conyz_060503-5349_tdp.jpgAgeratum conyzoides
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Magnoliopsida
Ordo            :   Asterales
Family          :   Asteraceae
Genus          :  Ageratum
Spesies         :   Ageratum conyzoides

11)  Cynodon%20dactylon.jpgCynodon dactylon
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Cyperales
Family          :   Poaceae
Genus          :  Cynodon
Spesies         :   Cynodon dactylon

12)  Ottochloa nodosa
offochlor%20nodosa1.jpgKingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Liliopsida
Ordo            :   Poales
Family          :   Poaceae
Genus          :  Ottochloa
Spesies         :   Ottochloa nodosa





13)  emilia_sonchifolia_.jpg Emilia sonchifolia
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Magnoliopsida
Ordo            :   Asterales
Family          :   Asteraceae
Genus          :  Emilia
Spesies         :   Emilia sonchifolia

14)  yamas383.jpg Stachytarpheta indica Vahl.
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Magnoliopsida
Ordo            :   Lamiales
Family          :   Verbenaceae
Genus          :  Stachytarpheta
Spesies         :   Stachytarpheta indica Vahl.

15)  Melastomaaffine.jpg Melastoma affine D.
Kingdom     :   Plantae
Divisio         :   Magnoliophyta
Kelas            :   Magnoliopsida
Ordo            :   Myrtales
Family          :   Melastomataceae
Genus          :   Melastoma
Spesies         :   Melastoma affine D.

Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi. Namun demikian banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu berada karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya.
Dalam pengertian ekologis gulma adalah tumbuhan yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang berubah. Salah satu faktor terjadinya evolusi gulma adalah faktor manusia. Manusia merupakan penyebab utama dari perubahan lingkungan dan gulma mempunyai sifat mudah mempertahankan diri terhadap perubahan tersebut dan segera beradaptasi dengan lingkungan tempat tumbuhnya.
Dengan kata lain gulma memiliki genetic plastisity yang besar. Sifat ini diperoleh dari seleksi alam yang terus-menerus, beberapa sifat umum gulma untuk mempertahankan eksistensinya antara lain mempunyai adaptasi yang kuat, mempunyai daya saing tinggi, dapat membentuk spora atau biji banyak, cepat berkembangbiak, mampu berkecambah dan tumbuh pada kondisi zat hara dan air yang sangat minim, mempunyai sifat dorman yang luas(biji tidak mati dan mengalami dorman bila lingkungan kurang baik untuk pertumbuhan).
Penggunaan herbisida ataupun zat kimia lain untuk membasmi gulma di lahan pasang surut harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana dengan memenuhi 6 (enam) tepat, yaitu:
ü  Tepat mutu
ü  Tepat waktu
ü  Tepat sasaran
ü  Tepat takaran.
ü  Tepat konsentrasi
ü  Tepat cara aplikasinya
Selain itu, harus pula mempertimbangkan efisiensi, efektivitas, dan aman bagi lingkungan.
            Dari hasil perhitungan yang telah di lakukan didapatkan hasil C awal yang bernilai 31,07. Pada C akhir Perhitungan herbisida Kontak & pengendalian mekanik di dapatkan hasil 16,91. Pada herbisida Sistemik & pengendalian mekanik di dapatkan hasil 14,96. Dan pada perhitungan dari herbisida Sistemik & herbisida Kontak di dapatkan hasil 17,66.
            Analisis dan identifikasi gulma guna menentukan pilihan cara pengendalian gulma yang tepat maka sangat diperlukan cara-cara menganalisis vegetasi gulma terlebih dahulu. Analisis gulma beserta identifikasi spesies gulma dilakukan sebelum tindakan pengendalian dipilih dan diterapkan. Ketidak tepatan analisis menyebabkan pengendalian gulma tidak efektif dan efisien, karena memboroskan waktu, biaya, dan tenaga.
            Keadaan gulma yang paling ideal untuk identifikasi adalah jika semua bagian-bagian tersebut (vegetatif dan generatifnya) lengkap. Tentu saja hal ini hanaya dijumpai pada gulma yang telah dewasa. Padahal dalam rangka pengelolaan gulma yang baik, sering kali harus mengetahui jenis  gulma apakah yang terdapat di suatu  perkebunan jauh sebelum gulma tersebut dewasa dan megnadakan kompetisi dengan tanaman budidaya.
Habitat gulma tergantung pada sifat masing-masing gulma dimana cocok pada kondisi lingkungan tertentu. Pada praktikum habitat gulma yang didentifikasi dan analisis vegetasi adalah gulma yang tumbuh di sawah lahan basah yaitu tanaman padi dan sawah lahan kering untuk tanaman jagung. Dari dua habitat tersebut ada beberapa macam spesies yang tumbuh di kedua tempat tersebut, yaitu Borreria alata, Imperata cylindrica dan Panicum repens.
20112009(006)20112009(016)     Habitat gulma Lahan Kering                       Habitat gulma Lahan Basah

BAB V. KESIMPULAN

Analisis dan identifikasi gulma guna menentukan pilihan cara pengendalian gulma yang tepat maka sangat diperlukan cara-cara menganalisis vegetasi gulma terlebih dahulu. Analisis gulma beserta identifikasi spesies gulma dilakukan sebelum tindakan pengendalian dipilih dan diterapkan.
Besar kecilnya persaingan gulma terhadap tanaman pokok akan berpengaruh terhadap baik buruknya pertumbuhan tanaman pokok dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil tanaman pokok.
            Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma dikelompokkan menjadi :
1)      Gulma di tanah sawah.
2)      Gulma di tanah kering atau tegalan.
3)      Gulma di tanah perkebunan besar.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. www://scribd.com. Diakses tanggal 19 November 2010.
Purba, E. 1996. Dasar Ilmu Gulma. USU Press. Medan
Sastrahidayat, Ika R. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional. Surabaya.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Tjitrosoedirdjo, Soekisman. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan.
PT. Gramedia. Jakarta.
Sukman, Y. 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.
PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta







Tidak ada komentar:

Posting Komentar