ACARA
II
HANTARAN
HIDROLIK (HIDRAULIC CONDUCTIVITY)
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
HIDRAULIC
CONDUCTIVITY (HC) merupakan suatu parameter sifat
fisik tanah yang menunjukkan kemampuan tanah dalam keadaan jenuh untuk
melakukan/melewatkan air. Dengan demikian nilai hantaran hidrolik atau tanah
juga mencerminkan suatu kondisi pori tanah oleh penyusunan butir-butir dan
agregat tanah.
HC sangat penting dalam perencanaan
drainase suatu wilayah
a. Untuk
membandingkan kecepatan HC pada horison-horison tanah yang berbeda sebagai
petunjuk pergerakan air dan permasalahan drainase yang mungkinterdapat dalam
profil tanah tersebut.
b. Dengan
mengetahui HC nya maka dapat dirancang sistem drainase lapangan, terutama
kedalaman dan jarak antar saluran.
HC dapat ditentukan dengan metode
pendugaan (metode kolerasi) dan melalui pengukuran. Pendugaan HC melalui metode
kolerasi dilakukan dengan memakai metode distribusi ukuran butir atau metode
permukaan spesifik. Kedua metode dapat digunakan untuk pendugaan HC karena
adanya hubungan yang erat antara ukuran dan jumlah pori serta ukuran butir
dengan HC. Penetapan nilai HC melalui pengukuran dapat dilakukan di
laboratorium atau lapangan. Metode yang sering digunakan adalah metode Constand Head, Falling Head, dan Ring Sample (di laboratorium). Sedangkan
di lapangan dipergunakan metode Auger
Hole, Inverse Anger Hole, dan Peizometer.
(Franklin and Hubao Zhang,2002)
HC dalam keadaan jenuh adalah suatu
konstanta yang menentukan aliran suatu cairan melalui suatu medium jenuh pada
suatu luas penampang tertentu yang berasal dari suatu turunan empiris hubungan
beberapa faktor yang dikemukakan oleh Darcy, yaitu :
Q
= KA.h/L
Keterangan
:
q
= kecepatan volume aliran yang melewati suatu bidang normal (tegak lurus arah
aliran)
K
= konstanta HC
H
= Hidraulic Head, yang mempengaruhi
pergerakan air dari suatu tempat ke tempat lain
L
= panjang atau tebal media/contoh tanah yang dilalui aliran
Hukum Darcy sebenarnya hanya dapat
dipakai untuk aliran air yang betul-betul laminar, sehingga dalam penentuan HC
di laboratorium dengan cara ini sering timbul masalah. (Arsyad, 2010).
Pengukuran HC dilapangan dapat dilakukan dengan metode Auger Hole, Inverse Auger Hole, dan Piezometer. Dalam pelaksanaannya, pengukuran HC dapat dilaksanakan
pada :
a. Permukaan
air tanah tetap yaitu dengan mengukur jumlah air yang dikeluarkan per satuan
waktu.
b. Permukaan
air tanah berubah yaitu dengan mengukur jumlah kenaikan air atau penurunan
permukaan air tanah per satuan waktu.
B. Tujuan
Mengetahui kemampuan suatu tanah untuk
meloloskan atau melewatkan air.
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
Sifat-sifat
tanah yang berhubungan dengan tindakan pengolahan tanah (angka Atterberg) adalah batas mengalir / liquid limit (jumlah air
terbanyak yang dapat ditahan tanah), batas melekat (kadar air dimana tanah
mulai tidak dapat melekat pada benda lain), batas menggolek (kadar air dimana
gulungan tanah mulai tidak dapat digolek-golekkan lagi), indesk plastisitas /
palsticity indeks (perbedaan kadar air pada batas mengalir dengan batas
menggolek), jangka olah (besarnya perbedaan kandungan air pada batas melekat
dengan batas menggolek), dan bats ganti warna / titik ubah (batas terendah
kadar air yang dapat diserap taamanan). (Sarwono, 1987)
Sifat
morfologi tanah adalah isfat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
lapang. Sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik
tanah tersebut. (Sarwono, 1987)
HC
jenuh adalah suatu konstanta yang menentukan aliran suatu cairan melalui suatu
medium jenuh pada suatu luas penampang tertentu yang berasal dari turunan
empiris hubungan beberapa factor yang dikemukakan oleh Darcy, yaitu:
q
= KA.h/L
Keterangan
:
q : kecepatan volume aliran yang melewati suatu
bidang normal (tegak lurus arah aliran)
K
: konstanta
h : Hidraulik head, yang mempengaruhi
pergerakan air dari suatu tempat ke tempat lain.
L
: panjang atau tebal suatu media/contoh tanah yang dialiri aliran.
Infiltrasi
adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Infiltrasi
memiliki peranan penting di alam dan dalam kehidupan manusia, karena
menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman, menyumbangkan air kedalam air bawah
tanah (ground water) sehingga melestarikan aliran air di musim kemarau ,
menurunkan aliran permukaan, erosi, dan pergerakan sedimen dan bahan polutan ke
dalam sistem perairan permukaan tanah. Hantaran hidrolik (HC) merupakan fungsi
utama dari kadar air tanah dan dapat didefinisikan sebagai kemuahan dimana air
dapat bergerak di dalam tanah pada kadar air tanah yang berbeda.
Parameter sifat fisik tanah yang paling berpengaruh
terhadap hantaran hidrolik jenuh adalah pori makro. Pori makro nyata
meningkatkan hantaran hidrolik jenuh. Pori mikro berpengaruh negatif terhadap
hantaran hidrolik jenuh.Indeks Stabilitas Tanah berpengaruh secara tidak
langsung terhadap hantaran hidrolik jenuh.Pori makro meningkat bersamaan dengan
meningkatnya Indeks Stabilitas Tanah. (Darmansyah,2004)
Konservasi
tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan
yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sifat-sifat
fisik dan kimia tanah, dan keadaan topografi lapangan menentukan kemampuan
tanah untuk suatu penggunaan dan perlakuan yang diperlukan. Usaha-usaha
konservasi tanah ditujukan untuk (1) mencegah kerusakan tanah oleh erosi, (2)
memperbaiki tanah yang rusak, (3) memelihara serta meningkatkan produktivitas
tanah agar dapat dipergunakan secara lestari, dengan demikian maka konservasi
tanah tidaklah berarti penundaan penggunaan tanah atau pelarangan penggunaan
tanah, tetapi menyesuaikan macam penggunaan dengan kemampuan tanah dan
memberikan perlakuaan sesuai dengan syarat-syarat tertentu, agar tanah dapat
berfungsi secara lestari. (Arsyad, 1989)
Pori-pori
tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan
air). Dibedakan menjadi pori-pori kasar (berisi udara atau air gravitasi/air
yang mudah hilang karena gaya gravitasi), dan pori-pori halus (berisi air
kapiler atau udara). (Sarwono, 1987)
Batas
suatu horison dengan horison lain dalam suatu profil tanah dibedakan kedalam
beberapa tingkatan yaitu nyata ( lebar peralihan kurang dari
2,5 cm ), jelas ( lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm), berangsur ( lebar peralihan 6,5 – 12,5 cm), dan baur
( lebar peralihan lebih dari 12,5 cm ). Bentuk tofografi dari batas horison
dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus. Warna tanah ditentukan
dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dibagi menjadi
tiga variabel, yaitu :
1. Hue
adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Hue dibedakan
menjadi 5R; 7,5R; 10 R; 2,5YR; 5YR; 7,5YR; 10YR; 2,5Y; dan 5Y.
2. Value
menunjukan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan. Value dibedakan dari 0 sampai 8, dimana makin tinggi value
menunjukan warna makin terang.
3. Chroma
menunjukan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma dibagi dari 0
sampai 8, dimana makn tinggi chroma menunjukkan kemurnian spketrum atau
kekuatan warna spektrum makin meningkat.
Tekstur
tanah menunjukan kasar halusnya tanah. Dibedakan menjadi pasir (2mm-50µ), debu (50µ-2µ), dan liat (kurang
dari 2µ). Dikelompokan dalam beberapa macam kelas diantaranya kasar (pasir,
pasir berlempung), agak kasar
(lempung berpasir, lempung berpasir halus), sedang (lempung berpasir
sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu), agak halus (lempung liat,
lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), dan halus ( liat berpasir, liat
berdebu, liat).
BAB III. METODE
PRAKTIKUM
A. Alat
-
Bor tanah
-
Pelampung
-
Mistar rol 2 meter
-
Tali
-
Ember
-
Gayung
-
Stopwatch
B. Bahan
-
Air
-
Tanah yang akan diberi
perlakuan
C. Prosedur
Kerja
1. Tanah
dibor sampai kedalaman tertentu
2. Lubang
yang telah dibor dan sekitarnya disiram
3. Lubang
diisi dengan air
4. Alat
pelampung diturunkan
5. Diukur
penurunan permukaan air untuk setiap periode waktu tertentu
BAB
IV. HASIL PENGAMATAN
No
|
Ln t (X)
|
Ln h (Y)
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
0
|
3,22
|
0
|
10,37
|
0
|
2
|
0,69
|
3,26
|
0,48
|
10,63
|
2,25
|
3
|
1,09
|
3,43
|
1,19
|
11,76
|
3,74
|
4
|
1,39
|
3,47
|
1,93
|
12,04
|
4,82
|
5
|
1,61
|
3,49
|
2,60
|
12,18
|
5,62
|
6
|
1,95
|
3,52
|
3,80
|
12,39
|
6,86
|
7
|
2,30
|
3,61
|
5,29
|
13,03
|
8,30
|
8
|
2,56
|
3,66
|
6,55
|
13,40
|
9,37
|
9
|
2,77
|
3,71
|
7,67
|
13,76
|
10,28
|
10
|
3,04
|
3,78
|
9,24
|
14,29
|
11,49
|
11
|
3,26
|
3,83
|
10,63
|
14,67
|
12,49
|
∑
|
20,66
|
38,98
|
49,38
|
138,52
|
75,22
|
∑XY = ∑XY - ∑X2 = ∑X2 -
= 75,22 - =
49,38 -
= 75,22 – 73,21 =
49,38 – 38,80
= 2,01 = 10,58
Tg
α = K = 1,15 r (tgα)
=
= 0,19 =
1,15 (4) (0,19) = 0,874
BAB V. PEMBAHASAN
Infiltrasi
adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Hantaran
hidrolik (HC) merupakan fungsi utama dari kadar air tanah yang bergerak di
dalam tanah pada kadar air tanah yang berbeda. Tanah yang memiliki lahan
resapan air yang sangat sedikit sekali disertai dengan penggunaan air tanah
yang sangat berlebihan menyebabkan penurunan permukaan tanah serta
mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan air berkualitas baik dan cukup di
kawasan tersebut. Penyebab utama penurunan cadangan air bawah tanah adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (hantaran hidrolik) pada daerah
tangkapan air sebagai akibat kesalahan dalam pengelolaan lahan sehingga tidak
sesuai dengan kemampuannya serta tidak diterapkannya kaidah-kaidah konservasi
tanah dan air secara memadai.
Proses
infiltrasi sendiri tidak akan lepas hubungannya dengan hantaran hidrolik tanah.
Hantaran hidrolik tanah secara matematis adalah rasio antara debit terhadap
gradien hidrolik atau sudut pengaliran dan kurva gradien. Deskripsi dari
hantaran hidrolik adalah daya pergerakan air dalam tanah entah itu berupa
infiltrasi maupun perkolasi. Besar kecilnya hantaran hidrolik suatu tanah
mempengaruhi daya tampung dan daya/kecepatan tanah dapat meloloskan air.
Kehantaran
hidrolik bukanlah sifat khas dari tanah itu sendiri, karena kehantaran hidrolik
bergantung pada atribut tanah dan fluida secara bersama-sama. Sifat tanah yang
mempengaruhi kehantaran hidrolik adalah porositas total dan distribusi ukuran
pori. Atribut fluida yang mempengaruhi kehantaran adalah densitas dan
viskositas fluida. Kehantaran hidolik jenuh adalah pengukuran secara
kuantitatif kemampuan tanah yang dijenuhi air kiriman jika dihubungkan dengan
gradien hidrolik.
Sifat-sifat
hidrolik tanah adalah sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk
menahan dan menghantarkan air.
Ada tiga tipe
pergerakan air didalam tanah, yaitu :
1. Pergerakan
air dalam kondisi jenuh
2. Pergerakan
air dalam kondisi tak jenuh
3. Pergerakan
air karena penguapan
Ketiga
tipe pergerakan air tersebut merupakan respon air terhadap perbedaan energi
antara satu zona dengan zona yang lain. Air akan bergerak dari zona yang
mempunyai potensial air yang tinggi menuju ke zona yang mempunyai potensial
yang rendah. Pergerakan air dalam kondisi jenuh terjadi apabila seluruh pori tanah
terisi air, sedangkan pergerakan air tak jenuh terjadi pada kondisi dimana
hanya pori berukuran meso dan mikro yang terisi air, sedangkan pori berukuran
makro terisi udara.
Pergerakan
air di dalam tanah pada keadaan ketidakseimbangan terjadi karena adanya
perbedaan potensial, dimana air akan mengalir dari daerah yang berpotensial
tinggi ke potensial yang lebih rendah pada laju yang tergantung pada
konduktivitas hidraulik mediumnya. Dengan demikian, pergerakan air dipengaruhi
oleh gradien tekanan dan karakteristik dari tanah. Aliran air dalam kondisi
tanah jenuh, diasumsikan bahwa media tanah tersebut kaku dan jenuh sehingga
tidak ada selaput larutan berada dalam jalur aliran airnya. Pergerakan air di
dalam tanah jenuh dapat dijabarkan dengan menggunakan Hukum Darcy (Darcy's
Law). Kecepatan aliran air dalam tanah sebanding dengan koefisien permeabilitas
dan besarnya gradien hidraulik dari air.
Hydraulic
conductivity ( K ) is one of the most complex and important of the
properties of aquifers in hydrogeology as the values found in nature:Konduktivitas
hidrolik (K) adalah salah satu yang paling kompleks dan penting dari
sifat-sifat akifer di hidrogeologi sebagai nilai-nilai yang ditemukan di alam.
(Anonim,1994)
Konduktivitas hidrolik,
secara simbolis diwakili sebagai K,
adalah properti dari tanaman vaskular, tanah atau batu, yang menggambarkan
kemudahan yang air dapat bergerak melalui ruang pori atau patah tulang. It depends on the intrinsic permeability of the material
and on the degree of saturation. Tergantung pada permeabilitas intrinsik
bahan dan pada tingkat kejenuhan. Saturated
hydraulic conductivity, K sat , describes water movement
through saturated media. konduktivitas hidrolik jenuh, K duduk,
menjelaskan pergerakan air melalui media jenuh.
Ada dua kategori besar menentukan konduktivitas
hidrolik:
a)
Pendekatan empiris yang konduktivitas hidrolik berkorelasi dengan sifat
tanah seperti ukuran pori dan ukuran partikel distribusi dan tekstur tanah.
b)
Eksperimental pendekatan dengan konduktivitas hidrolik yang ditentukan
dari percobaan hidrolik menggunakan Hukum Darcy. (Gembala, 1989).
Parameter sifat fisik tanah yang paling berpengaruh
terhadap hantaran hidrolik jenuh adalah pori makro. Pori makro nyata
meningkatkan hantaran hidrolik jenuh. Pori mikro berpengaruh negatif terhadap
hantaran hidrolik jenuh. Indeks Stabilitas Tanah berpengaruh secara tidak
langsung terhadap hantaran hidrolik jenuh. Pori makro meningkat bersamaan
dengan meningkatnya Indeks Stabilitas Tanah. (Darmansyah,2004)
Praktikum ini menggunakan metode inversed Auger
Hole. Pada metode ini yang diukur adalah penurunan permukaan air pada lubang
setelah tanah dibuat dalam keadaan jenuh. Pengukur Hantaran Hidrolik pada
horizon tanah diatas permukaan tanah. (Ground Water)
Pengukuran
HC di lapangan dapat dilakukan dengan metode Auger Hole, Inverse Auger
Hole dan Peizometer. Dalam
pelaksanaannya, pengukuran HC dapat dilaksanakan dengan membuat :
a)
Permuakan air tanah
tetap (yang diukr dengan jumlah air yang dikeluarkan per satuan waktu).
b)
Permuakan air tanah
berubah (yang diukur adalah kenaikan atau penurunana permukaan air atanh per
satuan waktu).
1. Metode
Auger Hole
Metode
ini biasanya dipakai untuk daerah-daerah yang permukaan air tanahnya (ground
water) berada agak dangkal (tidak terlalu dalam) dengan demikian pengukuran
hanya sedalam profil. Metode ini biasanya digunakan untuk daerah pertanian.
“Prinsip : pengukuran kenaiakan permukaan air”
Metode
ini kurang sesuai jika dipakai pada profil tanah yang :
-
Homogen
-
tekstur kasar dan
berbatu
-
pada tempat-tempat
dimana terdapat sumber artesis.
Komponen-komponen yang diukur dalam
metode ini adalah :
-
kedalaman lubang
-
kedalaman muka air
tanah
-
jari-jari lubang
-
jarak dasar lubang
denagn lapisan kedap air
-
jarak atas mula-mula
dengan permuakan air
-
jarak atas dengan
permukaan air setelah ditimba
-
kedalaman lubang
dikurangi kedalaman muka air tanah
2. Metode
Inverse Auger Hole (kebaliakn Auger
Hole)
Metode
ini digunakan jika permukaan air sangat dalam, pada metode ini yang diukur
adalah penurunan permukaan air pada lubang setelah tanah dibuat dalam keadaan
jenuh. Jadi pengukuran HC pada horizon tanah diatas permukaan tanah (ground
water). Persyaratan daerah sama dengan metode Auger Hole.
3. Metode
Piezometer
Untuk tanah yang mempunyai permukaan air
tanah tinggi (tergenang) dan tanah dengan nilai HC sangat tinggi. Dengan
demikian banyak dipakai untuk daerah pasang surut. Pipa paralon yang dipasang
di dinding lubang bor adalah untuk mengurangi kecepatan kenaiakan permuakan air
tanah dalam lubang (kenaikan air diusahakan tidak melalui sisa-sisa lubang).
Praktikum pengukuran Hantaran Hidrolitik
kali ini dilakuakan dengan mengunakan metode pengukuran HC di lapang, yaitu
dengan menggunakan metode Inverse Auger Hole. Pada praktikum kali ini
menggunakan peralatan dan bahan seperti bor tanah, pelampung, mistar rol 2
meteran, tali, ember, dan gayung air. Kegiatan yang kemudian dilakukan untuk
menentukan pengukuran HC adalah dengan membor tanah sampai kedalaman tertentu,
kemudian menyiram lubang dan taanh sekitarnya. Setelah itu isi lubang dengan
air dan turunkan alat pelampung. Selanjutnya ukur penurunan permukaan air untuk
setiap periode tertentu dan catat setiap data yang diperoleh.
BAB VI. SIMPULAN
Infiltrasi
adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Hantaran
hidrolik (HC) merupakan fungsi utama dari kadar air tanah yang bergerak di
dalam tanah pada kadar air tanah yang berbeda. Parameter sifat fisik tanah yang paling berpengaruh terhadap hantaran
hidrolik jenuh adalah pori makro. Pori makro nyata meningkatkan hantaran
hidrolik jenuh. Pori mikro berpengaruh negatif terhadap hantaran hidrolik
jenuh. Indeks Stabilitas Tanah berpengaruh secara tidak langsung terhadap
hantaran hidrolik jenuh. Pori makro meningkat bersamaan dengan meningkatnya
Indeks Stabilitas Tanah. Praktikum HC kali ini dilakukan metode
pengukuran HC di lapangan yang dapat dilakukan dengan metode Auger Hole,
Inverse Auger Hole dan Piezometer.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air.
ITB press, Bogor.
Baver,
L.D. 1959. Soil Physics. John Wiley
and Sons, Inc. New York.
Darmansyah,Adang.2004.Hantaran
Hidrolik Jenuh Tanah Sebagai Akibat Berbagai Pola Pengelolaan Lahan.Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Gembala, Russell G. 1989.
"Korelasi permeabilitas dan butir-ukuran" Air.
Ground 27 (5): 633-638. DOI : 10.1111/j.1745-6584.1989.tb00476.x
Hardjowigeno,
Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Akademika
Pressindo, Jakarta
ACARA
III
PENGUKURAN
INFILTRASI
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam mempelajari masalah erosi dan konservasi
tanah, dua unsure siklus air yang memegang peranan penting yaitu curah hujan
dan aliran permukaan, oleh karena unsure inilah yang menghancurkan struktur
tanah dan mengangkut tanah. Persamaan air menyatakan hubungan antara
komponen-komponen siklus air pada suatu waktu dan untuk suatu massa tanah.
Tinjauan singkat tentang fase-fase siklus air menunjukkan pentingnya peranan
tanah dalam siklus air. Tanah merupakan suatu peubah yang kompleks dalam
seluruh masalah tata air. Selanjutnya terlihat bahwa masalah konservasi tanah
pada azasnya adalah pengaturan hubungan antara intensitas hujan dan kapasitas
infiltrasi tanah, dan pengaturan aliran permukaan.
Infiltrasi merupakan proses masuknya air
kedalam lapisan permukaan tanah secara vertikal, sedangkan perkolasi adalah
bergeraknya air ke bawah dalam profil tanah. Jadi peristiwa infiltasi
menyediakan air untuk perkolasi. Jika air dalam tanah tidak bergerak vertical,
tetapi kearah horizontal disebut perembesan lateral, yang disebabkan oleh
permeabilitas lapisan tanah yang tidak seragam. Infiltrasi pada tanah tidak
jenuh, pada awalnya tidak dipengaruhi oleh sedotan matriks dan gravitasi. Tapi
semakin lama, sedotan matriks akan semakin berkurang akibat semakin jauhnya
jarak air dipermukaan dengan tanah basah, sampai akhirnya sedotan matriks ini
menjadi sangat kecil, dapat diabaikan.
B.
Tujuan
Menentukan laju
infiltrasi pada suatu lahan
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sumber
daya alam utama, yaitu tanah dan air, mudah mengalami kerusakan atau degradasi.
Kerusakan tanah dapat terjadi oleh (1) kehilangan unsur hara dan bahan organik
dari daerah perakaran, (2) terkumpulnya garam didaerah perakaran (salinisasi),
terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa yang merupakan racun bagi
tanaman, (3) penjenuhan tanah oleh air, (4) erosi. Kerusakan tanah oleh satu
atau lebih proses tersaebut menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk
mendukung pertumbuhan tumbuhan atau menghasilkan jasa atau barang. (Riquer, 1977)
Infiltrasi
adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, umumnya melalui permukaan tanah
dan secara vertical. Perkolasi adalah peristiwa bergeraknya air ke bawah dalam
profil tanah. Laju infiltrasi adalah banyaknya air per satuan waktu yang masuk
melalui permukaan tanah. Laju maksimum air dapat masuk ke dalam tanah pada
suatu saat disebut dengan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi ke dalam tanah
(vertical) yang pada mulanya tidak jenuh, umumnya terjadi di bawah pengaruh
sedotan matriks dan gravitasi. Dengan masuknya air lebih dalam, dan lebih
dalamnya profil tanah yang basah maka sedotan matriks berkurang oleh karena
jarak antara air permukaan tanah dan bagian tanah yang belum basah semakin
jauh. ( Arsyad, 2000 )
Sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan tindakan pengolahan tanah
(angka Atterberg)
adalah batas mengalir / liquid limit (jumlah air terbanyak yang dapat ditahan
tanah), batas melekat (kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat pada
benda lain), batas menggolek (kadar air dimana gulungan tanah mulai tidak dapat
digolek-golekkan lagi), indesk plastisitas / palsticity indeks (perbedaan kadar
air pada batas mengalir dengan batas menggolek), jangka olah (besarnya
perbedaan kandungan air pada batas melekat dengan batas menggolek), dan bats
ganti warna / titik ubah (batas terendah kadar air yang dapat diserap taamanan).
(Sarwono,1987)
Menurut Suyono dan Takeda,1987
mengatakan bahwa Infiltasi
merupakan proses menimbuhnya air
hujan dari permukaan tanah masuk ke dalam tanah dan merembes ke dalam tanah.
Air yang masuk pertama akan terabsorbsi untuk meningkatkan kelembaban tanah,
selebihnya akan masuk kedalam air tanah (perkolasi) dan mengalir ke samping. (Saifuddin.1988)
Besarnya
infiltrasi dinyatakan dalam satuan mm/hari atau cm/hari. Beberapa batasan
istilah yang terkait dengan infiltrasi adalah
1.
kapasitas infiltrasi (infiltration capacity) adalah kecepatan
infiltrasi maksimum jika air tersedia.
2.
kecepatan I nfiltrasi adalah (infiltration rate) atau infiltrasi nyata
adalah infiltrasi yang benar-benar terjadi pada saat itu.
3.
Soil moisture deficiency adalah kandungan air yang masih dibutuhkan
untuk membawa tanah pada kapasitas lapang.
4.
Permaebilitas (permeability) adalah kemampuan tanah untuk melepaskan
sejumlah air yang dikandungnya.
5.
Porositas (porosity) adalah kemampuan maksimum tanah untuk mengandung
air, atau dengan kata lain volume pori yang terdapat dalam suatu tubuh tanah.
Metode yang digunakan untuk pengukuran infiltrasi dapat
dilkukan dengan dua metode, metode yang sederhana adalah metode Double Ring Infiltrometer cara ini dapat dilakukan pada petak kecil
dengan menggunakan alat pengukur infiltrasi, sedangkan metode yang satunya
adalah metode analisis hidrograf limpasan curah hujan, metode ini hasilnya akan
lebih valid karena perhitungannya lebih teliti, tetapi metode ini lebih sulit
dan lebih mahal karena membutuhkan peralatan yang lebih rumit dan harus
mengetahui secara pasti luas daerah limpasan.
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah. Dibedakan
menjadi pasir (2mm-50µ), debu (50µ-2µ),
dan liat (kurang dari 2µ). Dikelompokan dalam beberapa macam kelas diantaranya
kasar (pasir, pasir berlempung), agak kasar
(lempung berpasir, lempung berpasir halus), sedang (lempung berpasir
sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu), agak halus (lempung liat,
lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), dan halus ( liat berpasir, liat
berdebu, liat). (Saifuddin.
1984)
BAB
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Bahan
-
Tanah/lahan
-
Air
B.
Alat
-
Gayung
-
Ember
-
Stop watch
-
Alat-alat tulis
-
Alat ukur
-
Double ring
infiltrometer
-
Alat pemukul ring
C.
Prosedur Kerja
1. Ring
infiltrasi dimasukkan ke dalam tanah
2. Ring
tersebut dipukul menggunakan palu/alat pemukul lainnya
3. Setelah
ring infiltrasi telah masuk kedalam tanah dengan kedalaman yang telah
ditentukan, ring infiltrasi di isi air dan diukur dengan menggunakan penggaris
untuk mengetahui laju infiltrasinya
4. Dicatat
hasilnya pada hasil pengamatan
BAB
IV. HASIL PENGAMATAN
Δt (X)
|
Ln Δh (Y)
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
-0,69
|
1
|
0,48
|
-0,69
|
1
|
-1,61
|
1
|
2,59
|
-1,61
|
1
|
-1,61
|
1
|
2,59
|
-1,61
|
1
|
-1,20
|
1
|
1,44
|
-1,20
|
1
|
-1,61
|
1
|
2,59
|
-1,61
|
2
|
-0,92
|
4
|
0,85
|
-1,84
|
3
|
-0,69
|
9
|
0,48
|
-2,07
|
3
|
-1,61
|
9
|
2,59
|
-2,07
|
3
|
-1,20
|
9
|
1,44
|
-3,60
|
3
|
-1,20
|
9
|
1,44
|
-3,60
|
3
|
-1,20
|
9
|
1,44
|
-3,60
|
22
|
-13,54
|
54
|
17,93
|
-23,5
|
∑XY = ∑XY - ∑X2 = ∑X2 -
= -23,5 - =
54 -
= -23,5 + 27,08 =
54 - 44
= 3,58 = 10
K =
= =
0,36
Ln Δt (X)
|
Ln Δh (Y)
|
X2
|
Y2
|
XY
|
0
|
-0,69
|
0
|
0,48
|
0
|
0
|
-1,61
|
0
|
2,59
|
0
|
0
|
-1,61
|
0
|
2,59
|
0
|
0
|
-1,20
|
0
|
1,44
|
0
|
0
|
-1,61
|
0
|
2,59
|
0
|
0,69
|
-0,92
|
0,48
|
0,85
|
-0,63
|
1,09
|
-0,69
|
1,19
|
0,48
|
-0,75
|
1,09
|
-1,61
|
1,19
|
2,59
|
-1,75
|
1,09
|
-1,20
|
1,19
|
1,44
|
-1,31
|
1,09
|
-1,20
|
1,19
|
1,44
|
-1,31
|
1,09
|
-1,20
|
1,19
|
1,44
|
-1,31
|
6,14
|
-13,54
|
6,43
|
17,93
|
-7,06
|
∑XY = ∑XY - ∑X2 = ∑X2 -
= -7,06 - =
6,43 -
= -7,06 + 7,56 =
6,43 – 3,43
= 0,5 = 3
α =
= = 0,17
Horton
f = fe + (fo - fe)
e-kt
= 0,3 + (0,5-0,3) 2,71-(0,36)(22)
= 0,3 + (0,2) (2,71)-7,92
= 0,3 + (0,2) (0,00037)
= 0,3 + 0,000074
= 0,300074 = 0,3
Kostiokov
i = efα
= 2,71 (0,3)0,17
= 2,71 (0,81)
= 2,20
BAB
V. PEMBAHASAN
Siklus hidrologi dimulai dengan menguapnya
sebagian air yang jatuh (hujan) sebelum tiba di permukaan bumi, yakni ketika
sedang jatuh atau setelah ditahan dan melekat pada tumbuh-tumbuhan. Bagian air
hujan yang ditahan dan melekat di permukaan daun dan cabang disebut air
intersepsi dan peristiwa penahanan air tersebut disebut peristiwa intersepsi.
Air hujan yang sampai di permukaan tanah adalah air hujan yang jatuh langsung,
air hujan yang setelah tertahan oleh daun atau cabang pohon kemudian jatuh ke
permukaan tanah yang disebut lolosan tajuk, dan air hujan jatuh ke permukaan
daun, cabang dan batan, kemudian mengalir melalui batang ke bawah disebut
aliran batang. Bagian dari air tersebut yang sampai ke permukaan tanah disebut
persediaan air permukaan, akan mengalir di permukaan atau masuk kedalam tanah.
Air yang mengalir di permukaan tanah disebut aliran permukaan. Peristiwa
masuknya air ke dalam tanah disebut infiltrasi. Aliran permukaan akan terkumpul
di dalam danau dan reservoir atau sungai dan kemudian mengalir ke laut.
Penguapan terjadi dari permukaan daun dan batang , tanah, danau, sungai, dan
laut. Dalam proses bergeraknya aliran permukaan dapat terjadi erosi. Air yang masuk
ke dalam tanah atau melalui transpirasi oleh tetumbuhan, atau menguap dari
permukaan sungai setelah air tersebut sampai ke dalam sungai melalui aliran air
bawah tanah (Arsyad, 1989).
Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya
kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama intensitas hujan(laju
penyediaan air) lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
sama dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas
infiltrasi maka terjadilah genangan air di atas permukaan tanah atau aliran
permukaan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kapasitas
infiltrasi diantaranya:
a) Struktur tanah
Struktur tanah yang terpenting adalah ukuran pori dan kemantapan pori.
b) Ukuran pori
Laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan, terutama oleh ukuran
dan susunan pori-pori besar.
c) Kemantapan pori
Kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas semula
tetap tidak terganggu selama waktu terjadi hujan. Tanah-tanah yang mudah
terdispersi akan tertutup pori-porinya sehingga kapasitas infiltrasinya cepat
menurun. Tanah-tanah yang agregatnya stabil akan menjaga kapasitas infiltrasi
tetap tinggi
d) Kandungan air
Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan
sedang.
e) Profil tanah
Pada tanah-tanah yang digarap, gerakan air yang kebawah seringkali
terhambat pada lapisan atas dimana agregat-agregat telah terdispersi dan
pori-pori telah tersumbat oleh liat dan debu (erosi internal) atau oleh lapisan
tapak bajak yang teradi sebagai akibat pengolahan tanah pada keadaan basah
dengan bajak berulang kali.
Air infiltrasi ada
yang menaglir di permukaan dan ada juga yang langsung meresapa atau amsuk ke
dalam tanah atau disebut dengan perlokasi, perlokasi dan infiltrasi sanagt
berhubungan erat karena pada dasarnya air hasil infiltarsilah yang akan menjadi
air perlokasi, menurut Arsyad 1989 yang dimaksud dengan laju infiltrasi adalah
banyaknya air persatuan waktu tyang masuk melalui permukaan tanah yang
vertikal. Laju infiltrasi mencapai maksimum apabila terjadi kapasitas
infiltrasi. Akan tetapi kapasitas infiltrasi tidak sama pada setiap jenis
tanah, meskipun terjadi pada tanah yang sama kapasitas infiltrasi dapat berbeda
tergantung pada kondisi fisik, kimia dan biologi tanah.
Metode yang digunakan dalam penetapan laju infiltrasi
adalah dengan menggunakan metode Double Ring Infiltrometer. Metode ini pada
prinsipnya adalah mengukur penurunan permukaan air dalam ring. Disini digunakan
dua ring untuk mencegah terjadinya perembesan air secara lateral pada ring
dalam. Kelebihan dari metode ini merupakan cara langsung yang dapat dengan
mudah mengukur infiltrasi pada satuan luas lahan tersebut dengan biaya yang
relatif murah dibandng cara analisis hidrografi dari limpasan. Sedangkan
kekurangannya, yaitu:
Ø Efek pukulan butir-butir hujan tidak
diperhitungkan
Ø Efek tekanan udara dan tanah tidak terjadi
Ø Struktur tanah sekeliling dinding tepi alat
itu telah terganggu pada waktu pemasukannya ke dalam tanah
Infiltrasi : proses masuknya lapisan air kedalam tanah
lewat permukaan tanah, oleh sebab itu besarnya infiltrasi ini dipengaruhi oleh
keadaan lapisan permukaan permukaan tanah. Perkolasi :
proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu lapisan tanah
kelapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh
air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi
adalah:
1. Karakteristik –karakteristik hujan
2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
ü
Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah
dan mengurangi infiltrasi.
ü
Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan
tanah dan mengurangi laju inflasi.
ü
Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi
permukaan.
ü
Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
ü
Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi
selama tahapan awal hujan berikutnya.
ü
Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dll) dapat
meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan
permukaan.
Faktor fisik, kimia dan biologi tanah juga mempengaruhi cepat lambatnya
infiltrasi terjadi, jika sifat fisik tanah seperti tekstur tanah,struktur tanah
kurang baik maka laju infiltrasi juga akan lambat bahkan bisa dikatakan kurang
baik. Sifat fisik tanah pada saat pelaksanaan praktikum pengukuran infiltarsi
juga kurang baik, karena tanahnya berbatu dan sanagt padat sehingga air sulit
masuk ke dalamnya dan menyebabkan laju infiltrasi kelompok kami berjalan sangat
lambat, air yang masuk ke dalam tanah bergerak sangat lambat hal ini terlihat
pada ring yang sudah diberikan
alat ukur, air turun sangat perlahan.
Selain faktor fisik, faktor kimia tanah seperti pH tanah sangat
mempengaruhi karena pH tanah akan sangat mempengaruhi jenis dan kandungan tanah
nya itu sendiri. Faktor biologi tanah juga mempunyai peran penting dalam
infiltrasi air, semakin besar kandungan bahan organik dalam tanah maka akan
mempermudah air masuk ke dalam tanah sehingga peristiwa infiltrasi cepat
terjadi.
Cara untuk memperbesar infiltrasi adalah
dengan mempengaruhi salah satu faktor yang mempengaruhinya. Banyaknya air yang
dapat masuk ke tanah dapat ditingkatkan dengan simpanan depresi yang
ditimbulkan oleh pengolahan tanah, pembuatan galengan-galengan, ataupun
pengolahan menurut kontur. Mengurangi banyaknya evaporasi juga memperbesar
jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Pemupukan dengan bahan organik dan
penutupan tanah dengan tanaman atau sisa-sisa tanaman juga memperbesar
kapasitas infiltrasi. Lobang-lobang atau celah-celah pada tanah yang
ditimbulkan oleh binatang-binatang tanah atau serangga memperbesar peresapan
air. Hilangnya air dari tanah melalui sistem drainase, transpirasi, dan
evaporasi mengosongkan pori-pori tanah yang memungkinkan penyerapan
air dari hujan berikutnya. (Arsyad, 1989)
BAB
VI. KESIMPULAN
Infiltrasi : proses masuknya lapisan air kedalam tanah
lewat permukaan tanah, oleh sebab itu besarnya infiltrasi ini dipengaruhi oleh
keadaan lapisan permukaan permukaan tanah. Perkolasi :
proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu lapisan tanah kelapisan
di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh air.
Faktor fisik, kimia
dan biologi tanah juga mempengaruhi cepat lambatnya infiltrasi terjadi, jika
sifat fisik tanah seperti tekstur tanah,struktur tanah kurang baik maka laju infiltrasi
juga akan lambat bahkan bisa dikatakan kurang baik.
Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya
kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama intensitas hujan(laju
penyediaan air) lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama
dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi
maka terjadilah genangan air di atas permukaan tanah atau aliran permukaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi
adalah:
3. Karakteristik –karakteristik hujan
4. Kondisi-kondisi permukaan tanah
DAFTAR PUSTAKA
Hardjawigeno, Sarwono. 1989. Ilmu Tanah.
Mediyatama Sarana Perkasa : Jakarta.
Riquer, J. 1977. Philosophy of
the World Assessment of Soil
Degradation and Items for Discussion : FAO Soil Bull. 34. Rome : 36-38.
Sarief, Saifuddin. 1984. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Sarief, Saifuddin.1988. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Sitanala, Arsyad. 1989. Konservasi tanah dan air. IPB : Bogor.
Siiiph..
BalasHapusMkasih atas materinya, insyaAlloh manfaat :)